columnist

Ada Apa Dengan Granata? – Cosa c’è che non va nei granata?

Le Rubriche - Indole granata / Ahrial Ferri, tifosissimo granata, ci racconta a modo suo il Torino visto dalla lontana Indonesia

Ahrial Ferri

Toro News è lieto di presentare la seconda puntata della rubrica, “Indole Granata” (QUI LA PRIMA PUNTATA), curata da Ahrial Ferri, tifosissimo granata indonesiano e presidente del neonato Toro Club “IndoTorino”. Tramite Toro News, proverà a diffondere la sua passione tra i suoi connazionali. I suoi articoli verranno pubblicati in due versioni, una indonesiana e una italiana, e – oltre ad essere godibili per i lettori nostrani – punteranno a divulgare storie e personaggi di marca granata in una parte del mondo così lontana da Torino e dall’Italia.

Ada Apa Dengan Granata?

Torino baru memenangi satu dari tujuh pertandingan yang sudah dilakoni di musim 2020/2021 ini.

Itu pun diraih dengan bersusah payah kala menghadapi Genoa dalam partai tunda pekan ketiga di Luigi Ferraris, 4 November 2020 lalu. Dua kali mendapatkan hasil imbang dan selebihnya dipaksa menerima kekalahan.

Bila melihat komposisi pemain, Il Granata sebetulnya mampu bersaing dengan kontestan lainnya di Serie A. Bahkan nama-nama besar seperti Andrea Belotti, Salvatore Sirigu dan Armando Izzo masih bertahan bersama klub asal Turin tersebut.

Di bursa transfer musim panas lalu Torino juga terbilang cukup aktif. Setidaknya ada enam wajah baru yang didatangkan Allenatore Marco Giampaolo.

Sebut saja, Mergim Vojvoda, Karol Linetty, Federico Bonazzoli, Ricardo Rodriguez, Amer Gojak, dan Nicola Murru. Tambahan amunisi itu diharapkan mampu meningkatkan prestasi tim di musim ini.

Akan tetapi, permainan Torino sejauh ini masih jauh dari harapan. Meskipun cukup produktif dalam mencetak gol, jala gawang Salvatore Sirigu justru bisa kebobolan lebih banyak dalam satu laga.

Menariknya, Torino seringkali kebobolan di menit-menit akhir babak kedua. Tentunya hal ini membuat pendukung Granata bertanya-tanya tentang apa yang sebetulnya terjadi.

Belum lama ini, Marco Giampaolo mengungkapkan Torino memiliki masalah mentalitas saat bertanding di lapangan hijau.

"Aspek mental adalah masalah utama kita saat ini," ujar Giampaolo seusai kalah dramatis dari Lazio di kandang sendiri, 2 November 2020.

 TURIN, ITALY - NOVEMBER 08: Andrea Belotti of Torino FC in action during the Serie A match between Torino FC and FC Crotone at Stadio Olimpico di Torino on November 8, 2020 in Turin, Italy. (Photo by Valerio Pennicino/Getty Images)

Barangkali itu ada benarnya. Sebab, secara statistik, Belotti dan kawan-kawan memang sulit meraih kemenangan sejak pertengahan musim 2019/2020 lalu. Tepatnya sejak dipermalukan Atalanta dengan skor 0-7 di Stadion Olimpico Grande Torino, 26 Januari 2020.

Performa buruk itu terus berlanjut sampai pada akhirnya Torino memecat Walter Mazzarri dan menggantikannya dengan Moreno Longo.

Di bawah asuhan Longo, penampilan Torino juga belum membaik. Bahkan, si Banteng hanya mampu memenangi tiga dari 16 pertandingan di Serie A. Beruntung saja, Torino bisa finis di urutan 16 dan terselamatkan dari degradasi.

Ada satu pertanyaan sederhana. Bila sudah dua kali mengganti pelatih Torino masih saja sulit bangkit, jadi sebetulnya ada apa dengan Granata?

Ferri Ahrial

Twitter: @ehferri

Email: ferriahrial@hotmail.com

NELLA PROSSIMA SCHEDA LA VERSIONE IN ITALIANO

tutte le notizie di

Potresti esserti perso